Siapa yang nungguin film Hati Suhita tayang? Jangan-jangan aku doang nih, hehehe J
Sebelum aku
mereview novel Hati Suhita, aku mau cerita dulu kalau aku tahu novel Hati
Suhita ini gegara nonton trailer film Hati Suhita yang waktu itu belum tahu
bakalan tayang kapan. Kepincut sama trailernya, apalagi yang jadi Suhita itu
Nadya Arina dan beradu acting kembali dengan Anggika Bolsterli (Ratna
Rengganis) yang mereka pernah main bareng di Film A Perfect Fit.
Cuma bedanya,
kalau di Film A Perfect Fit itu lakinya tuh Reval Hadi (Mas Bian), sementara di
Film Hati Suhita ini ada Omar Daniel (Gus Birru).
Sembari nungguin
filmnya tayang, akhirnya aku membeli novelnya dan baca dulu novelnya. Apalagi baca
komenan netijen yang pada bilang nih novel tuh bagus banget, ya makin kepolah
aku.
Judul : Hati
Suhita
Penulis : Khilma
Anis
Review Novel Hati Suhita
Hati Suhita ini
adalah novel yang bercerita tentang cinta segitiga antara Alina Suhita, Gus
Birru, dan Ratna Rengganis. Ada yang bilang sih ceritanya hampir mirip dengan
Wedding Agreement. Cuma dalam Hati Suhita ini tidak ada antagonisnya. Sebagai seorang
mantan, Ratna Rengganis adalah mantan yang terhormat, tidak mengganggu Gus
Birru dan kalaupun ada komunikasi itu karena pekerjaan.
Novel Hati
Suhita ini tidak bercerita dari satu sudut pandang saja, melainkan dari 3 sudut
pandang. Cerita dari Alina Suhita, Gus Birru, dan juga Ratna Rengganis. Mereka mempunyai
‘beban’-nya tersendiri. Etapi, kalau ada yang disalahkan, mohon maaf nih kalau
saya akan menyalahkan Gus Birru. Kenapa?
Sinopsis Hati Suhita
Alina Suhita dan
Gus Birru adalah sama-sama anak Kyai yang mempunyai pondok pesantren. Ibarat dikata,
mereka sama-sama berdarah biru, Ning dan Gus. Abah dan Umik (orang tua Gus
Birru) sudah nembung (melamar) Alina Suhita semenjak Alina masih duduk dibangku
MTs. Jadi, perjodohan antara Alina Suhita dan Gus Birru memang sudah ada jauh
sebelum Gus Birru kenal Ratna Rengganis.
Orang tua Gus
Birru sudah sering mendekatkan Alina Suhita dengan Gus Birru, bahkan pernah
mengajak Alina dan Gus Birru umroh bareng, tapi Gus Birru selalu beralasan
karena Gus Birru memang tidak menyukai Alina Suhita. Apalagi ketika kuliah, Gus
Birru sebagai seorang aktivis yang memperjuangan hak-hak orang, tapi
perjodohannya dengan Alina seolah menginjak harga dirinya. Dia tidak bisa memperjuangkan
haknya.
Dan semasa
kuliah itulah, Gus Birru mengenal Ratna Rengganis dan mereka berpacaran. Tapi tetap
saja, Gus Birru tidak bisa menolak keinginan orang tuanya untuk menikah dengan
Alina Suhita. Apalagi melihat Umik sangat menyayangi Alina. Gus Birrupun
menikah dengan Alina Suhita.
7 bulan menikah,
Gus Birru dan Alina memang tidur di kamar yang sama, tapi mereka tidak pernah
satu ranjang. Bahkan sampai 7 bulan pernikahan, Alina masih perawan. Yang menyakitkan
sih Gus Birru terang-terangan bilang tidak mencintai Alina Suhita. Ini nyakitin
banget L
Saat mereka
berdua, mereka serasa menjadi orang asing. Sibuk dengan dunianya sendiri. Alina
sibuk dengan hafalan Al Qur’annya sementara Gus Birru sibuk dengan buku
bacaannya. Tapi di depan orang tua Gus Birru dan di depan orang banyak, ya
mereka berperan layaknya suami isteri yang harmonis.
Sakit enggak
jadi Alina? Sakitlah! Apalagi dia tahu kalau Gus Birru pernah punya pacar
bernama Ratna Rengganis dan sampai saat ini mereka masih ada hubungan
(pekerjaan). Sebagai seorang isteri, jelas sakit banget. Apalagi, pernah tuh
waktu Abah dan Umik pergi ziarah, Ratna Rengganis dan teman-teman Gus Birru
mampir ke rumah Gus Birru.
Seorang mantan
(yang mungkin masih dicintai) dikenalkan sama isteri yang enggak dicintainya. Ini
sih dalem banget…
Apalagi selama
ini Alina tuh hadir sebagai menantu idaman. Gimana enggak? Dia kuliah aja,
mondok aja, sudah diatur sama Abah dan Umiknya Gus Birru. Ya karena mereka
berharap pada Alina dan yakin kalau Alina bisa membesarkan pesantren mereka. Selain
itu, ada juga sosok Kang Dharma (senior Alina waktu mondok) yang menaruh
perhatian pada Alina.
Nah, konflik
semakin menjadi ketika Ratna Rengganis kembali mampir ke rumah Gus Birru dan
bercengkerama dengan Abah dan Umik. Yang sebenarnya sih Ratna Rengganis tuh mau
pamitan karena mau sekolah ke Belanda, tapi yang namanya cemburu, gimana lagi? Alina
pamit, pergi secara baik-baik. Pamitnya mau pulang ke rumah orang tuanya tapi
malah ke Salatiga, ke rumah kakek neneknya. Gus Birru kebingungan mencari Alina. Dan Umik sakit sampai masuk rumah sakit. Alina tidak bisa dihubungi.
Dan kepergian
Alina, seolah menyadarkan Gus Birru kalau dia sudah mulai mencintai Alina.
Yang kusuka dari
Hati Suhita ini tuh happy ending (setelah pengorbanan panjang Alina), dan tidak
ada niatan Gus Birru untuk poligami meskipun waktu menikahi Alina, Gus Birru
masih mencintai Ratna Rengganis. Selain itu,
membaca novel Hati Suhita ini serasa tidak sekedar membaca novel saja, ada
sisipan petuah Jawa (yang bikin aku kangen sama Almarhum Kakek, hiksL) dan juga ada potongan-potongan tentang cerita
pewayangan. Aku jadi sedikit tahu tentang kisah Ekalaya, Resi Drona, Dewi Amba,
dan beberapa tokoh wayang yang lainnya.
Kalau di atas
kenapa aku menyalahkan Gus Birru? Ya kenapa menghadirkan Ratna Rengganis
padahal sudah tahu kalau dijodohkan dengan Alina Suhita? Kalau ada yang bilang
masa lalu adalah pemenangnya (tim Rengganis), lah Alina Suhita lebih dulu kenal Gus Birru. Tapi akhirnya ya Alina Suhita yang jadi pemenangnya...
Nah, sampai ada
tim-timan nih, tim Suhita atau tim Rengganis? Yang jelas semua saama-sama
sakit. Ratna Rengganis sakit karena harus melepaskan Gus Birru, tapi setidaknya
dia lebih beruntung karena dia masih bisa menggapai mimpinya dan masih ada
kesempatan berjumpa dengan lelaki lain. Sementara Alina Suhita, ya dia sudah
mengorbankan masa mudanya, bahkan kuliahpun dia tidak bisa memilih jurusan yang
disukainya. Hidupnya seolah sudah diberikan untuk pesantren dan keluarga Gus
Birru.
Ya kalau Gus
Birru? Sakit sih melepaskan perempuan yang dicintainya dan menikahi perempuan
yang tidak dicintainya. Dia tidak bisa menolak perintah Umiknya.
Baca novel Hati
Suhita itu nyesek, tapi endingnya bikin senyum-senyum. Dan enggak tahulah
bagaimana dengan filmnya, yang jelas sih kalau nonton sekalian bawa tissue. Hehehe
J
Yang penasaran
sama novelnya, bisa banget beli di Tiktok atau Shopee. Ini novel recommended banget
sih #menurutaku.
Waaah jadi novel ini bakalan diangkat jadi film nih. kalau dari sinopsisnya bakalan mengharubiru ya. Bakalan banyak cerita yang berurai air mata apalagi kalau pas dengan keadaan kita.... beuhhhh!
BalasHapusKalau liat trailernya, kayanya alina hamil tanpa sengaja, ya? keren sih penulisnya bisa bikin novel sekece ini
BalasHapuswaduh seru nih tentang pernikahan. jodoh itu memang rahasia Allah, yang sudah pacaran malah tidak menikah ya..
BalasHapusDari review di atas kaykanya wajib juga nih baca novel aslinya. Biar alurnya lebih dapet dan bisa ikut pengalaman di dalam ceritanya. Nice review kak
BalasHapusWah, jadi penasaran baca novelnya nih. Memang harus baca novelnya dulu, baru nonton filmnya, ya. Biar tau kalo ada alur yang dibelokkan di filmnya, hehehe.
BalasHapusPerjalanan cinta memang berliku ya. Kalau baca review ini, menurutku Suhita yang nasibnya paling menyedihkan. Untungnya pilihan orangtuanya baik, ya.
BalasHapusKisah cinta segitiga yang bikin bingung pembacanya nih, dan novelnya ini mau diangkat jadi film ya? wah makin penasaran nih pengen nonton..
BalasHapusPenasaran bgt sih kl novel ini jd difilmkan. Secara film Islami gini biasanya rame, terutama menjelang Ramadhan. Pgn tahu endingnya akan diubah/sesuai dgn naskah novelnya. Hehe..
BalasHapusKatanya sih gitu, kalau sudah gak ada baru deh sadar kepada siapa hati itu tertuju. Ternyata Gus Biru pun merasakan itu pada Alina ya
BalasHapusmenarik juga bukunya. quotenya sangat jleb ya yang pertama
BalasHapusAku kayknya kapan lalu lihat trailer lewat Tik Tok deh. Penasaran sih kayaknya isu yang diangkat juga nggemesin
BalasHapusAku sampai terhanyut baca novelnya. Enak banget ceritnya. Perlu baca nih sebelum tayang jadi drama atau film.
BalasHapusDinikahi tapi tidak dicintai. Rasanya sakit banget tuh. Jadi bisa ngerasain gimana Alina.
BalasHapusKisah cinta bersegi-segi ini seru banget buat diikuti.
BalasHapusKarena memang kalau dari filosofi orang Jawa "Cinta bisa ulah biasa"
Kalau difilmkan, semakin bikin mengharu biru penonton ya..
biasanya di basement gramedia banyak yang menjajakan buku buku bekas. Diatas Booth portable berserakan buku buku bekas yang masih layak pakai, lumayan untuk yang lagi nyari bahan bacaan dengan budget miring
BalasHapus