Rabu, 24 Mei 2023

Mengunjungi Masa Lalu Melalui Game

Ketika mendengar kata solitaire, apa yang ada dibenak teman-teman? Kalau aku pribadi, jujurly ingat akan kartu remi dan masa lalu. Secara, solitaire ini aku kenal semenjak aku mengenal komputer. Waktu itu masih duduk di bangku SMP.

 

Secara ya, solitaire ini adalah salah satu game bawaan windows. Dan bukan hanya solitare saja sih, tapi ada game lainnya seperti mahjong, zuma, dan yang lainnya.

 


Etapi, meskipun sudah sejak lama aku mengenalnya, sampai saat ini aku tetap payah memainkannya. Duh, sebegitunya aku. Jadi, solitaire cukup jadi bagian masa lalu yang tak pernah mampu aku rengkuh. #halahbahasanya

 

Nah, meskipun aku payah dalam bermain game solitaire, bukan berarti aku tidak pernah bermain game. Oh, jelas aku masih suka bermain game, seperti game Zuma. Akan tetapi di laptop yang sekarang aku pakai tidak ada game-nya, padadal kalau lagi ‘gabut’ terkadang aku suka main game. Apalagi kalau tidak ada drama, film, ataupun novel yang menarik, game seolah menjadi pelarianku.

 

Mengunjungi masa lalu melalui game

Aku teringat dengan jelas, zaman kuliah adalah waktu di mana aku sangat suka bermain game. Kadang main game online, kadang main game bawaan yang terinstall di laptop aku seperti Zuma.

 

Kala itu, tugas kuliah seolah membuatku ingin lari dan sejenak istirahat. Eh, istirahatnya ya mengunci diri di kamar sembari main game, wkwkwkw.

 


Dan beberapa hari ini aku lagi kangen sama masa itu, masa di mana aku menikmati waktu bersama game. Mau install di laptop ataupun smartphone tapi takut memorinya penuh. Dan untung saja, aku ketemu website solitaire.org.

 

Website solitaire.org ini menyediakan berbagai game masa lalu seperti solitaire, mahjong, zuma legend, zuma ball, Sudoku, dan beberapa game lainnya.

 


Di tengah kesibukan dan kegabutanku, akhirnya aku bermain game di solitaire.org ini. Aku bisa memainkannya melalui smartphone ataupun laptop. Yang penting kan terkoneksi internet, hehehe… J

 

Beberapa game di solitaire.org yang aku mainkan :

1.      Zuma Ball

2.      Zuma Legend

3.      Sudoku

4.      Candy House

5.      Candy Fiesta

 

Permainan di atas memang terbilang permainan yang mudah dimainkan, bahkan bisa dibilang siapapun bisa memainkannya. Akan tetapi, permainan tersebut cukup menyenangkan, candu dan kadang membuat enggan untuk berhenti.

 

Apalagi bermain Zuma Ball dan Zuma Legend, jika naik level seolah mendapatkan kepuasan tersendiri. Jika gagal, maunya diulang kembali. Meskipun permainannya begitu-begitu saja, tapi rasanya tak pernah membosankan.

 



Dan selalu gemes kalau bola-bola di game Zuma ini masuk lubang. Duh, rasanya kayak sakit tak berdarah. Kalau scorenya sedikit, ingin sekali merutiki diri sendiri. Gitu doang kok gagal? Hahaha… Terus diulang lagi hingga tak sadar sudah menghabiskan banyak waktu.

 

Pun dengan Candy House dan Candy Fiesta yang mirip banget dengan salah satu game yang pernah saya instal di smartphone saya. Nah, ini memberikan cerita tersendiri bagiku. Karena permainan Candy House dan Candy Fiesta ini pernah menemani perjalanan saya sewaktu habis mengantar adek saya tes CPNS. Kala itu saya naik bus, supaya tidak mengantuk dan waktu cepat berlalu (kala itu kebelet pipis juga tapi busnya tak ada toilet), akupun mengalihkannya dengan bermain Candy House dan Candy Fiesta.

 



Dan ada kepuasan tersendiri saat sudah mencapai level tinggi. Padahal permainannya ya ‘cuma gitu doang’. Mengurutkan  gambar dengan warna senada. Tapi kok mengasyikkan dan enggan untuk berhenti.

 

Sementara game Sudoku, ini adalah game lawas juga yang pernah hadir di handphone zaman dahulu. Saya jadi teringat akan masa SMA. Game Sudoku ini sering banget aku mainkan bersama teman-teman SMA. Tapi ya, gagal maning-gagal maning. Jujurly sampai saat ini aku juga belum paham betul memainkan game Sudoku ini. Bukannya menghibur tapi malah bikin mumet sih iya L tapi tetap saja, ingin kembali memainkannya.

 

Nah, itu semua hanya beberapa game yang kumainkan di solitaire.org. Sebenarnya masih banyak game lainnya yang bisa dicoba. Buat teman-teman yang ingin bermain game tapi takut memori gawainya penuh, bisa loh main di solitaire.org.

Rabu, 03 Mei 2023

Review Novel Hati Suhita (2019) - Khilma Anis

Siapa yang nungguin film Hati Suhita tayang? Jangan-jangan aku doang nih, hehehe J

 

Sebelum aku mereview novel Hati Suhita, aku mau cerita dulu kalau aku tahu novel Hati Suhita ini gegara nonton trailer film Hati Suhita yang waktu itu belum tahu bakalan tayang kapan. Kepincut sama trailernya, apalagi yang jadi Suhita itu Nadya Arina dan beradu acting kembali dengan Anggika Bolsterli (Ratna Rengganis) yang mereka pernah main bareng di Film A Perfect Fit.

 


Cuma bedanya, kalau di Film A Perfect Fit itu lakinya tuh Reval Hadi (Mas Bian), sementara di Film Hati Suhita ini ada Omar Daniel (Gus Birru).

 

Sembari nungguin filmnya tayang, akhirnya aku membeli novelnya dan baca dulu novelnya. Apalagi baca komenan netijen yang pada bilang nih novel tuh bagus banget, ya makin kepolah aku.

 

Judul : Hati Suhita
Penulis : Khilma Anis

 

Review Novel Hati Suhita

Hati Suhita ini adalah novel yang bercerita tentang cinta segitiga antara Alina Suhita, Gus Birru, dan Ratna Rengganis. Ada yang bilang sih ceritanya hampir mirip dengan Wedding Agreement. Cuma dalam Hati Suhita ini tidak ada antagonisnya. Sebagai seorang mantan, Ratna Rengganis adalah mantan yang terhormat, tidak mengganggu Gus Birru dan kalaupun ada komunikasi itu karena pekerjaan.

 

Novel Hati Suhita ini tidak bercerita dari satu sudut pandang saja, melainkan dari 3 sudut pandang. Cerita dari Alina Suhita, Gus Birru, dan juga Ratna Rengganis. Mereka mempunyai ‘beban’-nya tersendiri. Etapi, kalau ada yang disalahkan, mohon maaf nih kalau saya akan menyalahkan Gus Birru. Kenapa?

 

Sinopsis Hati Suhita

Alina Suhita dan Gus Birru adalah sama-sama anak Kyai yang mempunyai pondok pesantren. Ibarat dikata, mereka sama-sama berdarah biru, Ning dan Gus. Abah dan Umik (orang tua Gus Birru) sudah nembung (melamar) Alina Suhita semenjak Alina masih duduk dibangku MTs. Jadi, perjodohan antara Alina Suhita dan Gus Birru memang sudah ada jauh sebelum Gus Birru kenal Ratna Rengganis.

 

Orang tua Gus Birru sudah sering mendekatkan Alina Suhita dengan Gus Birru, bahkan pernah mengajak Alina dan Gus Birru umroh bareng, tapi Gus Birru selalu beralasan karena Gus Birru memang tidak menyukai Alina Suhita. Apalagi ketika kuliah, Gus Birru sebagai seorang aktivis yang memperjuangan hak-hak orang, tapi perjodohannya dengan Alina seolah menginjak harga dirinya. Dia tidak bisa memperjuangkan haknya.

 


Dan semasa kuliah itulah, Gus Birru mengenal Ratna Rengganis dan mereka berpacaran. Tapi tetap saja, Gus Birru tidak bisa menolak keinginan orang tuanya untuk menikah dengan Alina Suhita. Apalagi melihat Umik sangat menyayangi Alina. Gus Birrupun menikah dengan Alina Suhita.

 

7 bulan menikah, Gus Birru dan Alina memang tidur di kamar yang sama, tapi mereka tidak pernah satu ranjang. Bahkan sampai 7 bulan pernikahan, Alina masih perawan. Yang menyakitkan sih Gus Birru terang-terangan bilang tidak mencintai Alina Suhita. Ini nyakitin banget L



Saat mereka berdua, mereka serasa menjadi orang asing. Sibuk dengan dunianya sendiri. Alina sibuk dengan hafalan Al Qur’annya sementara Gus Birru sibuk dengan buku bacaannya. Tapi di depan orang tua Gus Birru dan di depan orang banyak, ya mereka berperan layaknya suami isteri yang harmonis.

 

Sakit enggak jadi Alina? Sakitlah! Apalagi dia tahu kalau Gus Birru pernah punya pacar bernama Ratna Rengganis dan sampai saat ini mereka masih ada hubungan (pekerjaan). Sebagai seorang isteri, jelas sakit banget. Apalagi, pernah tuh waktu Abah dan Umik pergi ziarah, Ratna Rengganis dan teman-teman Gus Birru mampir ke rumah Gus Birru.

 

Seorang mantan (yang mungkin masih dicintai) dikenalkan sama isteri yang enggak dicintainya. Ini sih dalem banget…

 

Apalagi selama ini Alina tuh hadir sebagai menantu idaman. Gimana enggak? Dia kuliah aja, mondok aja, sudah diatur sama Abah dan Umiknya Gus Birru. Ya karena mereka berharap pada Alina dan yakin kalau Alina bisa membesarkan pesantren mereka. Selain itu, ada juga sosok Kang Dharma (senior Alina waktu mondok) yang menaruh perhatian pada Alina.

 


Nah, konflik semakin menjadi ketika Ratna Rengganis kembali mampir ke rumah Gus Birru dan bercengkerama dengan Abah dan Umik. Yang sebenarnya sih Ratna Rengganis tuh mau pamitan karena mau sekolah ke Belanda, tapi yang namanya cemburu, gimana lagi? Alina pamit, pergi secara baik-baik. Pamitnya mau pulang ke rumah orang tuanya tapi malah ke Salatiga, ke rumah kakek neneknya. Gus Birru kebingungan mencari Alina. Dan Umik sakit sampai masuk rumah sakit. Alina tidak bisa dihubungi.

 

Dan kepergian Alina, seolah menyadarkan Gus Birru kalau dia sudah mulai mencintai Alina.

 

Yang kusuka dari Hati Suhita ini tuh happy ending (setelah pengorbanan panjang Alina), dan tidak ada niatan Gus Birru untuk poligami meskipun waktu menikahi Alina, Gus Birru masih mencintai Ratna Rengganis.  Selain itu, membaca novel Hati Suhita ini serasa tidak sekedar membaca novel saja, ada sisipan petuah Jawa (yang bikin aku kangen sama Almarhum Kakek, hiksL) dan juga ada potongan-potongan tentang cerita pewayangan. Aku jadi sedikit tahu tentang kisah Ekalaya, Resi Drona, Dewi Amba, dan beberapa tokoh wayang yang lainnya.

 

Kalau di atas kenapa aku menyalahkan Gus Birru? Ya kenapa menghadirkan Ratna Rengganis padahal sudah tahu kalau dijodohkan dengan Alina Suhita? Kalau ada yang bilang masa lalu adalah pemenangnya (tim Rengganis), lah Alina Suhita lebih dulu kenal Gus Birru. Tapi akhirnya ya Alina Suhita yang jadi pemenangnya...

 


Nah, sampai ada tim-timan nih, tim Suhita atau tim Rengganis? Yang jelas semua saama-sama sakit. Ratna Rengganis sakit karena harus melepaskan Gus Birru, tapi setidaknya dia lebih beruntung karena dia masih bisa menggapai mimpinya dan masih ada kesempatan berjumpa dengan lelaki lain. Sementara Alina Suhita, ya dia sudah mengorbankan masa mudanya, bahkan kuliahpun dia tidak bisa memilih jurusan yang disukainya. Hidupnya seolah sudah diberikan untuk pesantren dan keluarga Gus Birru.

 

Ya kalau Gus Birru? Sakit sih melepaskan perempuan yang dicintainya dan menikahi perempuan yang tidak dicintainya. Dia tidak bisa menolak perintah Umiknya.

 

Baca novel Hati Suhita itu nyesek, tapi endingnya bikin senyum-senyum. Dan enggak tahulah bagaimana dengan filmnya, yang jelas sih kalau nonton sekalian bawa tissue. Hehehe J

 

Yang penasaran sama novelnya, bisa banget beli di Tiktok atau Shopee. Ini novel recommended banget sih #menurutaku.